Ghina Hazalah
Cilacap - Di balik jeruji besi dan dalam keterbatasan waktu serta tempat, para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lapas Cilacap menunjukkan bahwa kreativitas tidak mengenal batas. Dengan tekad kuat dan keinginan untuk berkontribusi positif, mereka berhasil menciptakan berbagai kerajinan unik dari bahan baku kayu limbah, bambu hingga anyaman Enceng dan batang pisang bernilai jual tinggi.
Meskipun terbatas dalam fasilitas dan ruang, WBP Lapas Cilacap menemukan cara untuk mengasah keterampilan tangan mereka dengan menggunakan bahan sederhana seperti kayu dan bambu. Mulai dari kerajinan tas, jam dinding kayu, hiasan dinding, miniatur dari bambu hingga pernak-pernik dekoratif.
Beberapa diantaranya Hasil karya WBP ini bahkan memiliki nilai jual yang lumayan tinggi dan banyak menjadi buruan pecinta dekorasi unik.
Kepala Lapas Cilacap, Dedi Cahyadi, menyatakan bangga akan prestasi para WBP dalam menciptakan karya seni dari kayu.
"Mereka telah membuktikan bahwa kreativitas bisa berkembang di mana pun, bahkan di dalam penjara. Ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi mereka, tetapi juga menjadi inspirasi bagi rekan-rekan sesama narapidana untuk mengeksplorasi potensi kreatif mereka, " ujarnya saat ditemui di Lapas Cilacap, Senin (05/02).
Proses pembuatan kerajinan kayu ini juga diakomodasi sebagai bagian dari program rehabilitasi di dalam lapas. Dengan memberikan pelatihan keterampilan seperti ini, diharapkan WBP dapat mempersiapkan diri untuk reintegrasi ke masyarakat setelah masa hukuman mereka berakhir.
"Walaupun terbatas oleh waktu dan tempat, kreativitas para WBP Lapas Cilacap tidak terbatas, " ucap Dedi.
Dengan Kretavitasnya WBP Lapas Cilacap membuktikan bahwa ketika semangat positif dipadukan dengan keterampilan, potensi luar biasa bisa muncul dari setiap individu, bahkan di dalam lingkungan yang sulit sekalipun. *
Candra Putra 
Narsono Son 
